
Harga Batu Bara Terjun Bebas, Dikalahkan Angin & Nuklir Eropa

Jakarta, Srealm Indonesia - Harga batu bara terus ambruk di tengah lesunya permintaan.
Merujuk Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Kamis (2/10/2025) melemah 0,28% ke US$ 107,5 per ton. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara yang melemah 1,19% dalam tiga hari beruntun.
Harga batu bara menurun akibat turunnya permintaan dari India hingga Eropa.
Permintaan batu bara India menjelang periode perayaan Dilwali justru melemah akibat musim hujan yang lebih panjang dari biasanya.
Secara keseluruhan skenario permintaan diperkirakan akan tetap lesu pada tahun fiskal 2025/2026.
Namun, dari perspektif menengah hingga jangka panjang, permintaan batu bara diperkirakan akan terus tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat. Permintaan didorong proyek pembangkit listrik tenaga uap yang kuat dalam pipeline, baik yang sedang direncanakan maupun diumumkan.
Menurut CEO mjunction services, Vinaya Varma, pasar batu bara domestik saat ini sedang menghadapi kondisi kelebihan pasokan (market glut).
"Meskipun kelebihan pasokan ini mungkin bersifat sementara, kita perlu menyeimbangkan suplai dan permintaan untuk memastikan bahwa investasi di sektor batu bara, terutama oleh penambang komersial baru, tetap terlindungi," jelasnya kepada Indian Times.
Mjunction adalah pelopor lelang elektronik (e-auctions) batu bara di India. Perusahaan ini telah menjual 844 juta ton (MT) batu bara dalam 25 tahun terakhir melalui platformnya.
Pertumbuhan dua digit yang tinggi dalam produksi batu bara captive dan komersial membantu India mencapai tonggak penting produksi satu miliar ton tahun lalu.
Namun, pada tahun fiskal berjalan, pertumbuhan permintaan tidak sebanding dengan peningkatan pasokan.
Serupa dengan sektor batu bara captive dan komersial, sektor energi terbarukan akhirnya mulai menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Sebaliknya, pembangkit listrik berbasis batu bara justru mulai mencatatkan pertumbuhan negatif.
Faktanya, hingga Agustus 2025, pembangkit listrik berbasis batu bara India turun 5,4% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal serupa juga terjadi pada permintaan dan distribusi (despatch) batu bara, menurut CEO mjunction Services Ltd, perusahaan patungan antara Tata Steel dan SAIL.
Kabar buruk juga datang dari Eropa. Harga batu bara Eropa turun ke level terendah dalam 19 bulan, di tengah lonjakan produksi listrik dari energi nuklir dan angin.
Dikutip dari Bloomberg, futures batu bara acuan di Rotterdam sempat turun hingga -1,2 %, mencapai sekitar US$ 100 per ton, rekor terendah sejak Februari tahun sebelumnya.
Penurunan ini merupakan kelanjutan tren selama beberapa bulan, di mana sumber energi yang lebih bersih (nuklir, angin) semakin mengambil porsi di dalam bauran energi, menggantikan batu bara yang dianggap lebih "kotor".
Srealm INDONESIA RESEARCH
[email protected]
