NEWSLETTER

Hari Penentuan! BI Umumkan Keputusan Genting Hari Ini

Tasya Natalia, Srealm Indonesia
19 February 2025 06:15
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan pada Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2024. (Srealm Indonesia/Rosseno Aji)

Sejumlah sentimen eksternal dan internal akan mendorong pergerakan rupiah hingga IHSG hari ini. Menghijaunya Wall Street diharapkan menjadi angin segar bagi pelaku pasar keuangan.

Siang ini para pelaku pasar juga menantikan kabar penting dari BI. Mereka menunggu apakah BI akan memangkas suku bunga atau BI ratenya atau kembali menahan suku bunganya. Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini (18-19 Februari 2025).

Sebelumnya ,BI secara mengejutkan memangkas BI rate sebanyak 25 basis poin (bps) pada Januari 2025, hal ini dilakukan untuk menggenjot perekonomian dalam negeri. Pemangkasan ini adalah yang pertama sejak September 2024.

Keputusan BI ini hanya akan berjarak beberapa jam dari kabar penting dari Amerika Serikat yakni rilis FOMC bank sentral AS The Fed. Rilis ini sangat ditunggu pasar sebagai petunjuk kebijakan suku bunga ke depan.

Pelaku pasar dan masyarakat kini menunggu apa yang akan dilakukan BI dalam mengelola suku bunga (BI rate) di tengah gejolak yang ada saat ini.

Konsensus Srealm Indonesia yang dihimpun dari 19 lembaga/institusi secara mayoritas memberikan proyeksi bahwa BI tampaknya akan menahan suku bunganya di level 5,75%.

Namun, delapan dari 19 lembaga/institusi tersebut justru memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,50%.

Pada Januari lalu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalam sasarannya, dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kami dalam dua hari ini melakukan exercise, skenario-skenario nilai tukar , kesimpulannya nilai tukar sekarang dan ke depan masih konsisten dengan nilai fundamental yaitu pencapaian inflasi dan perkembangan lainnya," kata Perry, usai Rapat RDG, Januari 2025.

Perry pun menegaskan, data terbaru yang membuat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI Rate saat ini ialah adanya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat ke depan. Bahkan, ia mengubah prospek pertumbuhan ekonomi RI 2025 dari 4,8-5,6% menjadi 4,7-5,5%.

"Data-data kuartal IV dan juga berbagai hasil survei kita ke depan menunjukkan ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi kita, khususnya di tahun 2025 dan mulai kelihatan di triwulan IV ini lebih rendah dari perkiraan, 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah berarti di atas 5% tapi di bawah titik tengahnya 5,1%," tegas Perry.

"2025 titik tengahnya yang 5,2% itu lebih rendah menjadi 5,1%, oleh karena itu this is the timing untuk menurunkan suku bunga supaya bisa menciptakan growth story yang lebih baik," ungkapnya.

Pertumbuhan Kredit Perbankan

Selain menanti keputusan suku bunga, pelaku pasar juga akan mencermati kondisi terkini dari laju penyaluran kredit sektor perbankan.

BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025 sebesar 11-13%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit pada Desember 2024 mencapai 10,39% (yoy). Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, tersedianya dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia.

Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,35% (yoy), 13,62% (yoy), dan 10,61% (yoy). Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,87% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 3,37% (yoy).

Menanti Langkah The Fed

Beralih ke eksternal, pada perdagangan besok juga akan terpengaruh dari sikap antisipasi pelaku pasar akan hasil risalah FOMC minutes yang akan menunjukkan langkah the Fed ke depan.

Data risalah tersebut akan kita dapatkan pada Kamis dini hari (20/2/2025). Sebelumnya, dalam dot plot Desember, laju cut rate diperkirakan akan melambat menjadi sekitar dua kali pemangkasan saja.

Namun, ada potensi dot plot bisa berubah mengikuti perkembangan kondisi ekonomi terbaru, mengingat inflasi pada Januari ternyata lebih ketat dari yang diperkirakan.

Pada pekan lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell juga mengatakan pidato minggu ini bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lagi.

Menurut CME FedWatch Tool per 18 Februari 2025 menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga menyusut menjadi satu kali dengan probability 44,8% pada Juli mendatang.

Peluang pemangkasan suku bunga sepanjang 2025 menurut CME FedWatch ToolFoto: CME FedWatch Tool
Peluang pemangkasan suku bunga sepanjang 2025 menurut CME FedWatch Tool
(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular