Bos BGN Ditawari Beras Bulog untuk MBG

Martyasari Rizky, Srealm Indonesia
02 October 2025 16:47
Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (3/1/2025). (Dok. BPMI Setpres)
Foto: Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (3/1/2025). (Dok. BPMI Setpres)

Jakarta, Srealm Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memastikan pihaknya siap mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyediakan pasokan beras. Sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto, Bulog ditugaskan menjadi penyedia bahan pangan pokok, terutama beras.

"Jadi sesuai dengan Inpres (Instruksi Presiden), Bulog itu menyiapkan bahan dasar, khususnya beras. Dan di Inpres itu tertuang wajib bahwa BGN untuk menyerap beras Bulog. Kita Bulog menyiapkan ada dua opsi, baik beras premium maupun beras medium," kata Rizal saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Rizal memastikan beras Bulog untuk MBG dijamin berkualitas dan layak untuk program prioritas tersebut. Katanya, dia telah menawarkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) terkait produk beras yang dikelola Bulog, baik beras medium maupun premium.

"Kita tawarkan ke beliau (Kepala BGN), terserah dari BGN akan menggunakan beras premium atau beras medium. Namun beras yang akan kami sajikan ini betul-betul berkualitas, higienis, sehat, dan memenuhi syarat dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat," ujarnya.

Adapun Bulog, lanjutnya, memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sekitar 3,9 juta ton yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Rizal menyebut distribusi akan disesuaikan dengan kebutuhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah.

"Kami kan di seluruh kabupaten/kota ada tergelar, jadi kita siapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing SPPG yang ada di masing-masing wilayah. Jadi langsung nanti koneksinya kan akan ke masing-masing kabupaten kota yang ada di wilayah," terang dia.

Meski belum semua unit MBG menggunakan beras Bulog, Rizal mendorong agar program ini nantinya sepenuhnya memanfaatkan stok Bulog.

"Nah untuk sementara ini kan belum semuanya mereka menggunakan beras Bulog. Kita dorong, sesuai dengan Inpres Bapak Presiden bahwa diharapkan MBG itu menggunakan berasnya Bulog. Dan mudah-mudahan dengan adanya ini, kita akan buat tim terpadu ini, sesuai dengan rencana ada Kepres maupun Inpresnya itu. Sehingga nanti betul-betul salah satu penyaluran beras Bulog ini juga melalui MBG," katanya.

Rizal menegaskan, pihaknya akan menjaga mutu beras agar layak dikonsumsi anak-anak penerima MBG.

Sejumlah siswa saat mengikuti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 03 Pagi, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu, (7/5/2025). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Sejumlah siswa saat mengikuti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 03 Pagi, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu, (7/5/2025). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)
Sejumlah siswa saat mengikuti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Jati 03 Pagi, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu, (7/5/2025). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

"Ya, kita harapkan seperti itu (kebutuhan beras untuk program MBG dipenuhi oleh Bulog). Namun kan kami harus jaga kualitas dan menjaga higienitasnya beras tersebut, sehingga betul-betul menjadikan anak-anak kita menjadi lebih sehat, lebih cerdas," ujarnya.

Untuk itu, Bulog menerapkan standar ketat dalam pemeliharaan stok. "Kami menggunakan prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan, bagaimana teknis maupun aplikasi pemeliharaan beras. Itu kita sudah lengkap, mulai pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, bahkan triwulan. Kemudian ada juga upaya-upaya yang kami lakukan pengecekan secara random kualitas-kualitas tersebut. Sehingga diharapkan dari langkah-langkah kami yang bertingkat, bertahap, dan berlanjut ini bisa menyajikan beras-beras yang layak dan betul-betul sehat dikonsumsi oleh masyarakat," tutur Rizal.

Bapanas: Perlu Ekosistem Pangan Terintegrasi

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai MBG memang bisa menggunakan beras Bulog. Namun, menurutnya, idealnya program ini juga menjadi bagian dari ekosistem pangan nasional yang lebih besar.

"Kan itu dipersilahkan aja. Dipersilahkan bisa dari sumber setempat, bisa dari swasta, bisa dari Bulog, kan mereka kan bebas juga. Nah tapi nanti alangkah bagusnya kalau misalnya nyerapnya dari Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, kemudian Bulog standby buyernya, kemudian jadi dibuat ekosistem gitu. Itu yang ideal ekosistem pangan, itu infrastrukturnya pemerintah punya," kata Arief saat ditemui dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, dengan ekosistem pangan yang terintegrasi, rantai produksi hingga distribusi bisa lebih menyatu.

"Jadi itu harus satu, kalau dulu itu kan kepisah-pisah ya. Yang produksi sudah. Sekarang itu dibuat ekosistemnya, sehingga nyambung produksinya seperti apa, standby buyernya siapa, digunakan untuk apa, masyarakat penerimanya, bahkan sekarang udah ada ya engga? Sekarang ini masyarakat penerimanya kan udah ada, bisa dalam bentuk makan bergizi gratis, bisa dalam bentuk bantuan pangan, ya bisa kemarin disaster juga bisa dikasih juga pas yang disaster ya toh?" ujarnya.

Saat ditanya apakah MBG bisa menggunakan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Arief tidak menutup kemungkinan. "Iya ada kemungkinan, tapi harus dibuat ekosistem pangannya," pungkasnya.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luar Biasa, Stok Beras di Gudang Bulog Menuju 4 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular