
Sempat Sentuh Rp 14.170/US$, Rupiah Berakhir Menguat Tipis

Sementara itu dari dalam negeri, Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tetapi sekali lagi ada pelonggaran lebih lanjut. PPKM Jawa-Bali diperpanjang hingga 13 September mendatang, sementara di luar wilayah tersebut hingga 20 September.
Untuk wilayah Jawa-Bali pelonggaran diberikan di sektor industri jasa restoran dan pariwisata. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali mengatakan tempat wisata di wilayah PPKM Level 3 akan dicoba untuk dibuka kembali, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan implementasi aplikasi 'peduli lindungi.
Selain itu, para pengunjung restoran diperbolehkan makan di tempat dengan waktu 1 jam, dan kapasitas keterisian sebanyak 50%.
Dengan pelonggaran tersebut, aktivitas bisnis tentunya akan semakin bergeliat di bulan September, dan kembali pada jalur pemulihan ekonomi yang tentunya memberikan dampak positif ke pasar finansial.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) pada hari ini cadangan devisa bulan pada akhir Agustus sebesar US$ 144,8 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa, naik US$ 7,5 miliar dari bulan sebelumnya. Rekor cadangan devisa sebelumnya sebesar US$ 138,8 miliar yang dicapai pada bulan April lalu.
![]() |
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 tercatat sebesar 144,8 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2021 sebesar 137,3 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," papar keterangan tertulis BI, Selasa (7/9/2021).
Peningkatan cadangan devisa artinya BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah ketika terjadi gejolak.
Menurut BI lonjakan cadangan devisa di bulan Agustus terjadi karena adanya tambahan alokasi Special Drawing Right (SDR) sebesar 4,46 miliar atau setara US$ 6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF).
SDR merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh IMF dan dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.
Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari 5 mata uang, yakni dolar AS, euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling, dengan bobot yang berbeda-beda tentunya. Dolar AS, seperti biasa menjadi yang paling besar bobotnya, disusul euro.
Dalam keterangannya, BI mengatakan Pada 2021, IMF menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing. Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya.
IMF hingga saat ini memiliki SDR 660,7 miliar atau setara US$ 943 miliar secara total, melansir situs resmi IMF. Dari total sebesar, sebanyak SDR 456 miliar dialokasikan dan didistribusikasn mulai 23 Agustus lalu. Alokasi dan distribusi tersebut dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah.
IMF menyebut alokasi tersebut ditujukan untuk mendukung cadangan devisa global dalam jangka panjang, serta membantu negara-negara menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Tanpa SDR dari IMF, cadangan devisa Indonesia masih tetap meningkat sekitar US$ 1,2 miliar. Rupiah yang perkasa, dan harga komoditas yang meroket di bulan Agustus juga menopang penambahan cadangan devisa.
TIM RISET Srealm INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
