Pengunjung dari Bintang Lain Bawa Harta Karun RI, Ahli Harvard Kaget
Jakarta, CNBC Indonesia - Misteri komet raksasa yang dicurigai ahli Harvard sebagai pesawat alien yang memantau Bumi terus bertambah. Kini, ilmuwan menemukan bahwa ekor benda langit yang berasal dari luar Tata Surya tersebut mengandung "harta karun" kebanggaan Indonesia.
Komet antar-bintang yang diberi nama 3I/ATLAS saat ini menjadi pusat perhatian astronom dari seluruh dunia. Ukuran 3I/ATLAS sangat besar dengan radius 5,6 kilometer dan massa melampaui 33 miliart ton.
Posisi 3I/ATLAS kini ada di balik Matahari setelah beberapa bulan menempuh perjalanan melintasi Tata Surya. Para ahli harus menunggu hingga akhir tahun ini sampai benda langit tersebut muncul dari balik di Matahari sehingga bisa diamati dari Bumi.
Namun, para astronom telah mengantongi setumpuk data dari perjalanan 3I/ATLAS. Salah satunya adalah analisis spektra untuk menentukan elemen yang dikandung.
Kandungan 3I/ATLAS ternyata jauh berbeda dibanding komet lainnya, termasuk 2I/Borisov yaitu komet antar-bintang pertama yang terdeteksi melintasi Tata Surya. Ekor 3I/ATLAS ditemukan "berlimpah" elemen besi-nikel.
"Komet 3I menunjukkan produksi atom NiI yang tinggi, begitu juga rasio NiI/FeI, membuatnya luar biasa dibanding komet lain. Kami juga menemukan bahwa rasio NiI/FeI turun dengan drastis makin dekat dengan Matahari, menunjukkan bahwa 3I makin lama makin serupa dengan komet lainnya," tulis penelitian tersebut.
Kemunculan logam nikel dan besi di ekor 3I/ATLAS sangat misterius. Avi Loeb, profesor dari Harvard yang curiga 3I/ATLAS adalah pesawat alien yang disamarkan, menjelaskan alasannya.
"Kehadiran atom nikel dan besi di dalam spektrum komet ini tidak disangka karena suhu permukaannya terlalu rendah untuk terjadi proses sublimasi mineral pemantul yang mengandung logam ini," katanya.
Loeb sebelumnya melontarkan hipotesis 3I/ATLAS adalah pesawat antar-bintang yang dikirim oleh makhluk luar angkasa. Dalam tulisannya, ia memberikan hipotesis "hanya untuk diskusi" bahwa ada potensi tersebut objek tersebut punya maksud jahat. Potensi ini berakar dari hipotesis "dark forest" yang secara garis besar menyatakan keterbatasan sumber daya di alam semesta berarti tiap makhluk hidup bakal melakukan serangan pertama saat bertemu dengan makhluk lain.
Jika objek tersebut adalah pesawat luar angkasa, Loeb menduga mereka akan mengirim pesawat ke Bumi di antara November dan Desember 2025. Pada periode tersebut, komet akan tersembunyi oleh Matahari.
"3I/ATLAS berada di di titik terdekat dengan Bumi saat berada di balik Matahari. Ini bisa saja sengaja agar sulit diobservasi dari Bumi pada kondisi paling jelas atau saat mereka melepaskan perangkat ke Bumi," kata Loeb.
Hipotesis heboh yang dilontarkan Loeb akhirnya direspons oleh NASA. Tom Statler, peneliti utama NASA di bidang objek kecil di Tata Surya, memastikan bahwa 3I/ATLAS memiliki karakter serupa dengan komet lainnya.
"Tampak seperti komet, perilakunya seperti komet. Sangat mirip, hampir segalanya, serupa dengan komet yang sudah kita ketahui," katanya seperti dikutip oleh The Guardian. "Ada beberapa hal yang sedikit berbeda dengan komet dari Tata Surya, tetapi perilakunya seperti komet. Artinya, bukti menunjukkan bahwa objek tersebut adalah objek alami. Sebuah komet."
Beberapa karakter yang membuat 3I/ATLAS spesial adalah lintasannya yang berasal dari luar Tata Surya. Selain itu, 3I/ATLAS bergerak dengan sangat cepat.
(dem/dem)