Jane Goodall Meninggal, Ini Warisan Abadi Sang Legenda Dunia Primata

Intan Rakhmayanti, Srealm Indonesia
02 October 2025 11:02
Jane Goodall. (Facebook/Jane Goodall)
Foto: Jane Goodall. (Facebook/Jane Goodall)

Jakarta, Srealm Indonesia - Jane Goodall, primatolog dan konservasionis asal Inggris yang terkenal dengan penelitian revolusioner terhadap simpanse, meninggal dunia pada usia 91 tahun.

Institut Jane Goodall mengumumkan melalui akun Facebook pada Rabu (1/10/2025) bahwa Goodall wafat karena sebab alami di California ketika sedang melakukan tur ceramah di Amerika Serikat.

Goodall lahir di London pada 1934. Ia memulai riset simpanse liar di Tanzania pada 1960. Salah satu penemuannya yang paling monumental adalah ketika seekor simpanse bernama David Greybeard menggunakan ranting untuk mengambil rayap dari sarangnya. Observasi ini mengubah dunia ilmiah karena menantang anggapan manusia sebagai satu-satunya spesies yang mampu membuat dan menggunakan alat.

Pada 1977, Goodall mendirikan Jane Goodall Institute yang berfokus melindungi kera besar dan habitatnya. Lembaga itu juga aktif mendukung proyek anak muda di bidang konservasi dan perlindungan lingkungan.

Di tahun-tahun berikutnya, Goodall mendedikasikan diri pada pendidikan, advokasi kemanusiaan, dan perlindungan alam. Ia dikenal mampu menyampaikan pesan serius tentang krisis iklim dengan penuh harapan.

Bahkan setelah berusia 90 tahun, Goodall tetap aktif melakukan perjalanan hampir 300 hari setahun untuk berbicara di hadapan audiens di seluruh dunia.

Sosoknya dianggap sebagai pelopor yang mengubah studi perilaku hewan. Ia tidak hanya mencatat simpanse menggunakan alat, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan simpanse yang paling berhasil bersifat penuh kasih dan kekeluargaan, bukan kekerasan. Pengamatannya juga melahirkan temuan penting seperti Perang Simpanse Gombe, konflik antarkelompok simpanse yang berlangsung selama empat tahun.

Perjalanannya ke dunia penelitian dimulai ketika ia bekerja untuk antropolog Louis Leakey di Tanzania. Leakey melihat potensinya meski Goodall tidak memiliki pendidikan formal di bidang sains. Karena pikirannya yang terbuka, Goodall mampu melihat hal-hal yang sebelumnya terlewatkan oleh ilmuwan lain.

Kontribusinya membuat dunia harus mendefinisikan ulang hubungan manusia dengan hewan. Goodall bahkan memberi nama pada simpanse yang diamati, praktik yang pada masa itu dianggap tidak ilmiah, namun kelak terbukti penting dalam memahami kepribadian dan struktur sosial mereka.

Hingga akhir hayatnya, Goodall tetap dikenal sebagai sosok penuh optimisme, inspirasi, dan semangat perubahan. Ia bukan hanya ilmuwan dunia, tetapi juga ikon global, sekaligus Utusan Perdamaian PBB.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Mamalia Unik Kebanggaan Warga RI Sudah di Ujung Tanduk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular