Purbaya Effect Akhiri Kutukan "Kelam" IHSG di September, Ini Rekornya

Susi Setiawati, Srealm Indonesia
01 October 2025 09:40
Ilustrasi bearish market vs bullish market
Foto: Pixabay/gerd Altmann

Jakarta, Srealm Indonesia - Di sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencatatkan rekor-rekor tertinggi baru sepanjang masa. Performa IHSG mulai membaik sejak pertengahan April dan berlanjut reli hingga akhir September kemarin.

Di sepanjang September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatatkan penguatan sebesar 2,94% dengan mendarat di level 8.061,06 hingga 30 September 2025. Penguatan ini menjadi anomali.

September biasanya dikenal dengan bulan koreksi perdagangan pasar saham, akan tetapi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dominan mengalami penurunan.

Dimana IHSG mencapai beberapa titik-titik krusial di sepanjang tahun ini, dengan menciptakan rekor baru kemudian koreksi dan berlanjut mencetak rekor baru.

IHSG terlihat mulai berbalik arah dari tren penurunan menuju tren kenaikan (bullish) pada pertengahan April. Rilisnya kinerja keuangan kuartal I 2025 saham-saham perbankan mendorong laju IHSG pada periode April. Sepanjang April IHSG melesat 3,93%.d

IHSG pun lanjut reli pada Mei 2025 dengan kenaikan 6,04% karena efek pelonggaran moneter, dimana Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 % pada Mei 2025, yang meringankan beban biaya pembiayaan dan mendorong likuiditas dalam perekonomian pasar modal.

Namun sayangnya reli sempat terhenti pada bulan Juni dengan penurunan tajam mencapai 3,46%. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 8,38 triliun selama Juni 2025, yang mendorong amblesnya IHSG di sepanjang bulan tersebut.

Usai koreksi tajam, IHSG lanjut reli pada periode Juli dengan kenaikan 8,04%, ditopang oleh lonjakan harga saham-saham milik konglomerat, dan didorong oleh kembalinya pemangkasan suku bunga BI menjadi 5,25%

IHSG pun melanjutkan relinya pada periode Agustus dengan kenaikan 4,62%, yang lagi-lagi didorong oleh pemangkasan suku bunga BI menjadi 5%.

IHSG berhasil reli kembali pada  September dengan kenaikan mencapai 2,94% yang lagi-lagi didorong oleh pemangkasan suku bunga BI menjadi 4,75% dan gebrakan baru dari Menteri Keuangan Purbaya. Di antaranya pemberian likuiditas terhadap bank Himbara, tidak adanya kenaikan tarif cukai tembakau (CHT) untuk 2026, kucuran stimulus ekonomi hingga inspeksi langsung ke kantor bank-bank BUMN.

Setelah dilantik, Purbaya mengumumkan alokasi Rp 200 triliun untuk 5 bank milik negara yakni bank BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI, untuk memperkuat likuiditas perbankan agar kredit bisa lebih ekspansif. Dengan rincian bank BRI, Mandiri, BNI masing-masing mendapat Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, BSI Rp10 triliun. Dana tersebut tidak boleh digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), melainkan harus dikembalikan ke dalam bentuk kredit.

Purbaya menyatakan bahwa tarif cukai tembakau (CHT) untuk 2026 tidak akan dinaikkan. Bahkan sempat menyatakan keinginan menurunkan, tetapi dalam diskusi dengan pelaku industri akhirnya diputuskan tetap konstan atau tidak naik.

Dalam gebrakannya, ia juga menetapkan target 200 penunggak pajak yang sudah berkekuatan hukum untuk ditagih senilai sekitar Rp 60 triliun.

Selain itu, Purbaya menyatakan bahwa kementerian atau lembaga yang tidak mampu menyerap anggaran akan dicopot atau anggarannya dialihkan, agar dana tak mengendap. Ia memberi batas waktu sampai akhir Oktober 2025 bagi kementerian besar untuk memperbaiki realisasi belanja.

Terbaru, Purbaya melakukan inspeksi langsung ke kantor bank-bank BUMN untuk memastikan pemakaian dana dan pelaksanaan kebijakan sesuai arahan. Ia juga berencana memperluas sidak ke berbagai kantor pusat lembaga keuangan.

Gebrakan inilah yang mendorong relinya pasar saham Tanah Air. Sebagian besar, saham-saham milik konglomerasi mencatatkan kinerja yang cukup baik di sepanjang September 2025, meskipun masih terdapat sebagian kecil yang mencatatkan penurunan kinerja saham di sepanjang bulan kemarin.

Bullishnya IHSG juga didorong oleh tingginya transaksi harian yang mencapai di atas Rp30 triliun hingga Rp69 triliun, yang terjadi sepanjang Agustus hingga September 2025.

Relinya IHSG juga diimbangi dengan semakin tingginya pembelian Asing di sepanjang 2025.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan Srealm Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Srealm INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation