Hilirisasi Pertanian Kunci Kesejahteraan Petani

Riyono Srealm Indonesia
Kamis, 02/10/2025 06:15 WIB
Riyono
Riyono
Riyono merupakan anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS yang berfokus pada isu pangan, pertanian, dan kelautan. Selain itu, Riyono juga me... Selengkapnya
Foto: Ilustrasi petani. (Dokumentasi Kementerian Pertanian)

Pembangunan pertanian yang berhasil adalah menjadikan petani sebagai ruh utama kedaulatan pangan nasional kita. Kata kuncinya kesejahteraan. Bagaimana mewujudkan petani sejahtera? Hasil panen harus lebih banyak dari biaya produksi.



Sawah tanam padi seluas satu hektare saat ini menghasilkan enam ton GKP dengan harga Rp 6.500 x 6.000 ‎= Rp 39 juta. Sementara itu biaya produksi kisaran Rp 16 juta hingga Rp 19 juta. Itu artinya petani untung Rp 20 juta dalam satu musim tanam atau tiga bulan. Ini namanya petani sejahtera.

Tapi pratiknya tidak mudah. Hasil di atas didapat jika loss panen di bawah 5%. Bagaimana caranya? Gunakan mesin pemanen bukan tenaga manusia. Artinya alat mesin pertanian menjadi kunci akhir di sawah untuk menjaga keberhasilan panen semua.

Mayoritas negara maju menerapkan modernisasi alsintan. Tidak ada negara maju tanpa mekanisasi pertanian. China bahkan sudah pada level Revolusi Industri Pertanian saat ini di mana skala petani dan perusahaan sudah menjadikan mesin untuk mendorong kesejahteraan petani.

Pertanian di Prancis pun demikian. Lahan seluas 50 hektare hanya dikelola oleh 50 orang dengan bantuan alsintan. Penulis mengunjungi dan menyaksikan sendiri, seorang pemuda tani menjadi petani hampir semua jenis tanaman.


Hasilnya bahkan dipasarkan dalam bentuk pasar tani di sawahnya. Orang-orang pun berdatangan membeli langsung produk yang dihasilkan dengan memetik sendiri atau membeli di pasar tani di kawasan yang sama. Kuncinya? Mereka memakai alsintan yang memadai.

Jepang menghargai petani mereka dengan utuh, mulai subsidi produksi sampai gagal panen pun dilindungi agar petani tetap sejahtera. Amerika Serikat menjadikan petani penerima subsidi besar dari APBN, di mana akibat perang dagang China-AS, Presiden Donald Trump memberikan subsidi hulu-hilir sampai hingga Rp 216 triliun. Petani adalah basis pendukung Trump di AS. Penting bagi petani agar harga terjaga dan mereka bisa terus meningkatkan ekspor.

China juga mendeklarasikan bahwa pertanian adalah pondasi dasar ekonomi mereka. Untuk itu, melindungi pertanian sama dengan melindungi negara mereka sendiri dan petani dari ancaman kemiskinan serta menjanjikan masa depan yang lebih baik. Artinya kesejahteraan petani menjadi kunci bagi China untuk pondasi pangan mereka tidak goyah. China merupakan salah satu pemain kunci pertanian global.

Jepang, AS, dan China sudah jauh melangkah dalam hilirisasi pertanian mereka, sehingga petani mereka sejahtera. Anggaran besar untuk menjaga dari hulu sampai hilir produk pertanian mereka tetap bagus dan berkualitas ekspor.

Apa Langkah Kita?
Anggaran pertanian saat ini Rp 164 triliun dan masih fokus kepada hulu dengan anggaran besar cetak sawah dan menggenjot produksi pada level swasembada. Mudah sebenarnya menaikkan produksi. Bagaimana caranya? Sebanyak 63% tergantung pupuk dan saat ini sudah 90% teratasi.

Kemudian 6%-7 % faktor alsintan, 12% faktor ketersediaan air dan jaringan irigasi, 10% faktor manusia, serta 3% faktor alam dan eksternal. Lahan Indonesia seluas 6,2 hektare dengan potensi lahan panen 3,2 juta hektare. Saat ini data BPS menunjukkan panen mencapai 52 juta ton GKP setara 32 juta ton beras.

Soal produksi tidak susah. Setelah swasembada kita mau apa? Tentu petani sejahtera. Ukurannya? Nilai Tukar Petani (NTP) bisa tembus 120 point. Artinya produksi menguntungkan dan bisa menabung. Inilah yang kita harapkan, petani sejahtera.

Hilirisasi adalah proses pengolahan atau pemanfaatan produk atau sumber daya alam menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Istilah ini sering digunakan dalam konteks industri dan ekonomi, terutama dalam pengembangan industri berbasis sumber daya alam.

Apa tujuan utama hilirisasi? Meningkatkan nilai tambah dengan mengolah produk mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi sehingga nilai tambah produk tersebut meningkat.

Hilirisasi dapat meningkatkan pendapatan negara atau perusahaan melalui ekspor produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Sisi lain hilirisasi dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Kapan Indonesia mampu menghadirkan Revolusi Industri Pertanian? Kondisi saat ini sudah lebih baik dibandingkan 10 tahun lalu, maraknya pengembangan alsintan berbasis otomatisasi, robotik dan internet of things (IoT) serta drone sudah mulai digunakan oleh kalangan petani maju. Ujung akhir hilirisasi adalah efisiensi dan peningkatan produksi di mana dua hal itu bisa dilakukan dengan pengembangan teknologi pertanian.

Keberpihakan politik kebijakan sudah dinyatakan, kedaulatan pangan. Politik anggaran semakin bertambah, setelah 10 tahun terakhir anggaran pertanian hanya 1%, saat ini sudah naik 5%.

Produksi komoditas, khususnya beras tercapai, walau bahan pokok lain masih berat. Waktunya fokus ke riset untuk menghasilkan berbagai temuan baru dan implementasi dalam dunia pertanian. Pemuda pasti akan tertarik jika bertani bisa dilaksanakan dari rumah dengan HP seperti main gim bersama dengan temannya.


(miq/miq)