BPS Ingatkan Lonjakan Harga Pangan, Cabai-Daging Ayam Merangkak Naik
Jakarta, Srealm Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan potensi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan utama pada awal Oktober 2025. Harga cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras mulai menunjukkan tren kenaikan di berbagai wilayah Indonesia.
"Mungkin yang perlu kita cermati adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit," ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (6/10/2025).
Menurut data BPS, 236 kabupaten/kota tercatat mengalami kenaikan harga daging ayam ras pada pekan pertama Oktober 2025. Sementara itu, cabai merah mengalami kenaikan harga di 65,56% wilayah di Tanah Air.
"Ini (cabai merah) sudah di atas HAP (harga acuan penjualan) dan ada 236 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai merah," jelasnya.
Secara rata-rata nasional, harga cabai merah pada pekan pertama Oktober mencapai Rp56.385 per kg, melebihi batas atas HAP sebesar Rp55.000 per kg. Kenaikan ini membuat harga cabai merah naik 6,95% dibandingkan bulan September 2025.
Harga cabai merah tertinggi tercatat di Kabupaten Nduga sebesar Rp200.000 per kg, disusul Kabupaten Mappi sebesar Rp162.500 per kg, dan Kabupaten Puncak Jaya Rp130.000 per kg. Sedangkan harga terendah hanya Rp24.000 per kg.
Selain cabai merah, Amalia juga menyoroti kenaikan harga cabai rawit yang telah terjadi di 151 kabupaten/kota. "Cabai rawit juga mengalami kenaikan harga di 151 kabupaten/kota pada pekan pertama Oktober 2025," ujarnya.
Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam ras, di mana BPS mencatat 206 kabupaten/kota mengalami peningkatan harga pada periode yang sama. "Daging ayam ras ini dalam tren terus meningkat dan ada 206 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga daging ayam ras," ungkap Amalia.
Rata-rata harga daging ayam ras nasional kini mencapai Rp38.904 per kg atau naik 1,74% dibandingkan September 2025. Komoditas ini mengalami kenaikan harga di 57,22% wilayah Indonesia.
Harga tertinggi tercatat di Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Yahukimo, masing-masing mencapai Rp100.000 per kg, serta Kabupaten Pegunungan Arfak dengan harga Rp80.000 per kg. Meski begitu, harga rata-rata nasional masih berada di bawah HAP Rp40.000 per kg.
Tak hanya itu, telur ayam ras juga menunjukkan tren serupa. "Ini telur ayam ras sudah di atas HAP, sekarang rata-rata sudah Rp31.178 per kg, dan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga telur ayam ras sudah naik terus," tutur Amalia.
Secara nasional, harga telur ayam ras mencapai Rp31.178 per kg atau naik 1,19% dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas ini mencatat kenaikan di 175 kabupaten/kota, atau sekitar 48,61% wilayah Indonesia.
BPS mencatat harga tertinggi telur ayam ras mencapai Rp100.000 per kg di Kabupaten Mamberamo Tengah, disusul Puncak Jaya Rp95.000 per kg, dan Intan Jaya Rp90.000 per kg.
"Harga tertinggi telur ayam ras Rp100.000 per kilogram, harga terendah Rp23.300 per kilogram. Tertinggi ada di Kabupaten Mamberamo Tengah, Puncak Jaya, dan Intan Jaya," pungkas Amalia.
(hoi/hoi)