Banjir Bandang Tewaskan 22 Orang, Sungai Meluap & Jalan Terputus

Ferry Sandi, Srealm Indonesia
05 October 2025 15:00
Seorang wanita mengenakan jas hujan berjalan melalui jalan yang banjir di sepanjang tepi Sungai Bagmati yang meluap setelah hujan lebat, di Kathmandu, Nepal, 4 Oktober 2025. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Foto: Seorang wanita mengenakan jas hujan melalui jalan yang banjir di Kathmandu, Nepal, 4 Oktober 2025. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Jakarta, Srealm Indonesia - Hujan deras yang melanda Nepal dalam 36 jam terakhir memicu tanah longsor dan banjir bandang, menewaskan sedikitnya 22 orang dan menyebabkan kerusakan parah di sejumlah wilayah. Otoritas setempat juga melaporkan 11 orang hilang terseret arus banjir sejak Sabtu (4/10).

"Upaya penyelamatan masih terus berlangsung," ujar Shanti Mahat, juru bicara National Disaster Risk Reduction and Management Authority (NDRRMA), dikutip Reuters, Minggu (5/10).

Sebagian besar korban jiwa dilaporkan terjadi akibat longsor di distrik Ilam, Nepal timur yang berbatasan langsung dengan India. Sementara itu, tiga orang lainnya tewas tersambar petir di wilayah selatan Nepal, dan satu korban meninggal dunia karena banjir di distrik Udayapur.

Kondisi diperparah dengan terputusnya sejumlah jalur utama akibat jalan yang longsor dan jembatan yang hanyut terbawa arus. Hal ini membuat ratusan penumpang terjebak di berbagai lokasi.

"Penerbangan domestik sangat terganggu, namun penerbangan internasional masih beroperasi normal," kata Rinji Sherpa, juru bicara bandara internasional Kathmandu.

Kekhawatiran meningkat di wilayah tenggara, di mana Sungai Koshi - yang dikenal kerap menyebabkan banjir mematikan di negara bagian Bihar. Adapun banjir saat ini meluap jauh di atas level bahaya.

Dharmendra Kumar Mishra, pejabat distrik Sunsari, mengungkapkan bahwa debit air Sungai Koshi mencapai lebih dari dua kali lipat dari kondisi normal.

"Seluruh 56 pintu bendungan Koshi Barrage telah dibuka. Biasanya hanya sekitar 10-12 pintu yang dibuka dalam situasi normal," jelasnya.

Pihaknya sedang mempertimbangkan pelarangan kendaraan berat melintas di atas jembatan bendungan tersebut.

Di ibu kota Kathmandu, sungai-sungai meluap dan menggenangi rumah serta jalan utama, membuat kota itu nyaris terisolasi dari bagian lain negara lewat jalur darat.

Musim hujan muson yang biasanya berlangsung dari pertengahan Juni hingga pertengahan September kerap membawa bencana di negara pegunungan ini. Namun, intensitas cuaca ekstrem tampaknya belum mereda meskipun musim telah berganti.

Menurut badan meteorologi Nepal, hujan diperkirakan masih akan mengguyur hingga Senin. Otoritas menyatakan telah mengambil "tindakan maksimal dan kewaspadaan tinggi" dalam menghadapi situasi ini.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Dahsyat Hantam 2 Negara Sekaligus, Korban Berjatuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular