Internasional

Waspada PD 3! 'Dewa Perang' AS Bereaksi, Sudah Siap Siaga

Tommy Patrio Sorongan, Srealm Indonesia
Kamis, 02/10/2025 06:45 WIB
Foto: Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth mendengarkan saat Presiden Donald Trump berbicara selama kunjungan bersama Pasukan Garda Nasional Udara Michigan pada tanggal 29 April 2025 di Pangkalan Garda Nasional Udara Selfridge, Michigan. (Getty Images via AFP/SCOTT OLSON)

Jakarta, Srealm Indonesia - Menteri Perang Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, sedang mempersiapkan diri untuk berperang. Hal ini terjadi saat Negeri Paman Sam akan memulai latihan militernya di wilayah Panama.

Dalam sebuah keterangan, Hegseth mengungkapkan bahwa ini merupakan masalah yang sangat mendesak. Ia juga menyelesaikan dua tinjauan kebijakan utama, salah satunya adalah Strategi Pertahanan Nasional baru yang mengalihkan prioritas dari China ke keamanan dalam negeri dan Belahan Bumi Barat.


"Untuk memastikan perdamaian, kita harus bersiap untuk perang," ujar Hegseth kepada ratusan jenderal dan laksamana AS di pangkalan Korps Marinir di Quantico, Virginia, dikutip Russia Today.

Menurut Hegseth, militer AS membutuhkan lebih banyak pasukan, senjata, dan amunisi. Ia juga mengumumkan aturan keterlibatan yang lebih longgar yang akan memungkinkan militer AS untuk "mengintimidasi, menurunkan moral, memburu, dan membunuh musuh."

"Ini adalah momen yang mendesak, urgensi yang semakin meningkat," ujarnya, merujuk pada dugaan meningkatnya ancaman.

Pernyataannya digaungkan oleh Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine. Ia menyampaikan kepada para peserta pertemuan di Virginia bahwa Amerika "harus siap berperang." Ia juga menyebutkan "risiko global" yang tidak disebutkan secara spesifik yang menurutnya "sedang meningkat."

Bulan lalu, Presiden Donald Trump mengubah nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang. Pada hari Selasa, Hegseth menyatakan bahwa berperang akan menjadi satu-satunya misinya.

Pengumuman ini muncul ketika Pentagon memberikan kontrak senilai US$ 5 miliar (Rp 83 triliun) kepada produsen senjata Raytheon untuk sistem rudal Coyote di tengah ekspansi anggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Latihan Militer di Panama

Di sisi lain, AS akan mengadakan latihan gabungan di hutan Panama dengan pasukan keamanan lokal untuk memperkuat keamanan regional. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Venezuela dan Washington.

"Latihan ini akan berlangsung dari 9 hingga 29 Oktober dan melibatkan 50 Marinir, yang akan berangkat ke Panama dengan pesawat angkut AS," ungkap Kementerian Keamanan Publik Panama.

Kementerian Keamanan Panama mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk "meningkatkan interoperabilitas, meningkatkan kapabilitas, dan memperkuat keamanan regional di salah satu lingkungan paling menantang di planet ini".

Panama tidak memiliki angkatan darat sendiri. Pasukan keamanannya terdiri dari polisi, polisi perbatasan, dan penjaga pantai.

Pengumuman ini muncul di tengah kekhawatiran akan serangan AS di Venezuela, yang terletak sekitar 500 mil laut (sekitar 575 mil darat, atau 925 kilometer) di sebelah timur Panama, di pesisir Karibia.

Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan delapan kapal perang dan sebuah kapal selam nuklir ke Karibia selatan sebagai bagian dari rencana yang telah dicanangkan untuk memerangi perdagangan narkoba, tetapi tampaknya rencana tersebut terutama ditujukan untuk menekan musuh bebuyutannya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Trump juga telah mengirimkan 10 jet tempur ke Puerto Riko, wilayah Karibia AS di utara Venezuela.

Pasukan AS telah menghancurkan setidaknya tiga kapal yang diduga membawa narkoba di Karibia dalam beberapa pekan terakhir, menewaskan 14 orang.

Pengembangan kekuatan angkatan laut ini merupakan yang terbesar di kawasan tersebut sejak invasi AS ke Panama pada Desember 1989. Kehadiran pasukan AS di negara Amerika Tengah tersebut telah menjadi isu sensitif sejak intervensi untuk menggulingkan pemimpin Panama Jenderal Manuel Noriega, yang menyebabkan ratusan kematian warga sipil.

Akan tetapi, Washington menarik pasukan terakhirnya dan mengembalikan kendali Terusan Panama pada tahun 1999. Namun sejak kembali menjabat tahun ini, Trump telah berupaya membangun kembali pengaruh AS atas jalur pelayaran vital tersebut.

Dalam sebuah konsesi besar, Panama pada bulan April menandatangani perjanjian yang mengizinkan pasukan AS untuk dikerahkan ke sejumlah pangkalan di sepanjang terusan tersebut.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintahan Trump Shutdown, Pasar Global Bergejolak