
Pekerja RI Nangis Darah-Gaji Dipotong Lagi demi Iuran Pensiun Tambahan
Menderita lagi, karyawan swasta akan dibebankan iuran tambahan untuk uang pensiunan selain JHT dari BPJS Ketenagakerjaan. Nangis darah!

Sejumlah warga melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO) halte bus way di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

Pemerintah berencana memotong gaji pekerja untuk iuran dana pensiun tambahan. Nantinya pegawai swasta akan dibebankan iuran tambahan untuk uang pensiunan, selain Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan. (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

Kepala Eksekutif Pengawas PPDP OJK Ogi Prastomiyono mengatakan aturan ini akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) dan kemudian diturunkan ke dalam Peraturan OJK (POJK). Adapun penyelenggaraannya bisa melalui Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

Rita Salah satu pekerja kantoran yang melintas di kawasan pedestrian menilai nantinya akan memberatkan jika gajinya akan dipotong kembali untuk membayar. (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

"Masih rencana, dan skemanya kan saya gak tau, apakah dipotong bulanan atau gak, cuma si pasti memberatkan buat orang-orang seperti kita meski itubhanya 20 ribu apalagi ratusan ribu tambahnya". saat ditemui Srealm Indonesia. (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menilai program pensiun tambahan berat jika dilaksanakan saat ini melihat daya beli kelas menengah yang menurun. (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

"Sekarang ini yang harus kita perhatikan juga kan menurunnya daya beli kelas menengah. Kalau menurunnya daya beli kelas menengah ditambah lagi dengan iuran untuk pensiun itu saya kira terlalu berat untuk sekarang," katanya, di Istana Negara, dikutip Kamis (12/9/2024). (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)

"Sekarang ini saya sebagai Menko PMK yang berusaha untuk menahan jangan sampai turunnya ini sampai menyodok ke kelas paling bawah, kelas miskin dan sangat miskin. Tapi untuk saat ini Alhamdulillah kan masih bisa kita tahan di level namanya aspiring middle income/middle class itu," sambungnya. (Srealm Indonesia/Muhammad Sabki)