FOTO

Potret Adegan Detik-Detik Indonesia Mengusir Kolonial Hingga Jepang

(Srealm Indonesia/Faisal Rahman), Srealm Indonesia
Sabtu, 17/08/2024 06:00 WIB

Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia.

1/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

2/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Sosiodrama dalam rangka menyambut HUT ke-79 Kemerdekaan RI yang bertajuk "Pusaka Indonesia" itu menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajah. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

3/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Fragmen-fragmen dari sosiodrama juga menampilkan bagaimana perjalanan Bangsa Indonesia di era kolonial, era pendudukan Jepang, hingga detik detik Kemerdekaan. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

4/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Peristiwa perumusan naskah proklamasi dirumah bersejarah milik Laksamana Maeda dan momentum besar pembacaan Proklamasi keesokan harinya pada 17 Agustus 1945 juga menjadi bagian dari cerita sosiodrama tersebut. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

5/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Reka ulang dalam sosiodrama juga menampilkan momen saat terjadinya kerja paksa atau Romusha saat pendusukan pemerintah Jepang untuk mengerjakan proyek infrastruktur, seperti membangun jalan, pelabuhan, landasan pacu, dan proyek konstruksi lainnya. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

6/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Momentum yang tidak mudah karena perang revolusi fisik terjadi setelah kedatangan Inggris dan Belanda. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

7/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Banyak korban rakyat Indonesia yang dengan segenap jiwa raga mempertahankan kemerdekaan dengan segala daya upaya agar indonesia tetap merdeka dan berdaulat. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

8/8 Sejumlah anggota komunitas Reenactor Bangor mementaskan sosiodrama yang meragakan reka ulang peristiwa kemerdekaan Indonesia pada rangkaian Tapak Tilas Proklamasi di Halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Lewat sosiodrama ini Komunitas Reenactor Bangor berharap generasi muda dapat mendapatkan inspirasi dari para pahlawan nasional. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)