
Mengintip 'Ladang Cermin', Markas Inovasi Energi Tetangga RI
Australia memiliki ambisi besar dalam transisi energi dengan target 82% penggunaan energi terbarukan dalam jaringan kelistrikan pada 2023.

Pusat penelitian sains dan industri di bidang energi, CSIRO, di Newcastle, New South Wales, Australia. Australia memiliki ambisi besar dalam transisi energi dengan target 82% penggunaan energi terbarukan dalam jaringan kelistrikan pada 2030. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)

Fasilitas riset untuk mengintegrasikan jaringan energi terbarukan di Australia. Integrasi jaringan energi terbarukan mendapat tantangan besar di Australia yang memiliki wilayah yang sangat luas. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)

Baterai penyimpanan listrik yang berada di CSIRO. Lokasi ini menjadi pusat pengembangan energi terbarukan dengan uji coba berbagai perangkat baru untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)

Alat simulasi jaringan listrik untuk energi terbarukan. Proses integrasi jaringan listrik yang bersumber dari energi terbarukan terus disimulasikan dengan berbagai kondisi untuk mendapatkan hasil yang optimal ketika telah terhubung. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)

CSIRO sedang mengembangkan teknologi baru untuk penangkapan dan penyimpanan karbon, berfokus pada proyek percontohan skala besar untuk industri, dan menguji berbagai bahan kimia untuk kinerja yang lebih baik. Adapun konsep serupa telah diperkenalkan di Indonesia yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon dari kegiatan pertambangan mineral dan batu bara serta migas. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)

Ladang cermin untuk pembangkit listrik tenaga panas matahari (solar heat). Berbeda dengan panel surya, seluruh cermin yang dipasang akan memantulkan cahaya dengan suhu tinggi ke satu titik untuk kemudian diolah menjadi energi listrik. (Srealm Indonesia/Lucky Leonard)