FOTO

Potret 'Suram' Thamrin City, Penjualan Sepi Ditinggal Pembeli

Faisal Rahman, Srealm Indonesia
Senin, 18/09/2023 16:22 WIB

Omzet penjualan para pedagang di Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli.

1/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Pedagang menunggu pembeli di Thamrin City, Jakarta, Senin (18/9/2023). Omzet penjualan para pedagang di Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

2/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Pantauan Srealm Indonesia, banyak toko di Thamrin City nampak sepi dan hampir tidak ada pembeli sama sekali. Salah satu toko bahkan sudah ditinggal penjualnya.  (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

3/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Hampir tidak ada pembeli yang berlalu lalang di antara toko-toko pedagang di Thamrin City. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

4/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Pada salah satu lorong di sudut Thamrin City bahkan ada beberapa tokok sudah tutup dan terpasang pengumuman "Dijual Cepat". (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

5/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

"Toko saya mengalami penurunan omzet penjualan dan sepi pembeli sejak dua bulan terakhir" kata Azhari, salah satu penjual busana muslim di Thamrin City. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

6/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Sejumlah pedagang lainnya bahkan juga mengeluhkan hal yang sama dan menolak penjualan melalui platform media sosial karena menyebabkan pembeli tidak datang ke toko dan membuat omzet mereka turun drastis.   (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

7/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Ia juga mengungkapkan sepinya penjualanan lantaran banyak pembeli yang lebih memilih berjualan secara live melalui platform media sosial sperti TikTok. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

8/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

9/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

"Omzet penjualan secara live melalui platform media sosial lumayan membantu penjualan dibandingkan secara offline, ia juga menyayangkan tentang adanya wacana larangan penjualan melalui media sosial TikTok" kata Indra kepada Srealm Indonesia. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

10/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Seperti diketahui model bisnis ecommerce TikTok terancam dilarang di Indonesia. Kementerian Perdagangan menegaskan bahwa perusahaan media sosial tidak boleh menawarkan layanan ecommerce di platform yang sama. "Media sosial dan social commerce tidak boleh digabungkan," kata Jerry di DPR seperti dikutip dari Srealm Indonesia, Rabu (13/9). "Saat ini sedang ada revisi aturan Kemendag, yang akan dengan tegas dan jelas melarang ini." (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

11/11 Thamrin City pengalami penurunan yang cukup drastis dalam dua bulan terakhir lantaran sepi pembeli. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)

Selain mengalami sepi pembeli dan penurunan omzet, pedagang di Tahmrin City juga bercerita soal harga sewa yang cukup mahal. "Harga sewa satu kios berukuran kurang lebih 2x3 meter bisa mencapai Rp 110 juta per tahun, bahkan ada yang mencapai Rp 170 juta per tahun lantaran lokasi kios dinilai lebih strategis" kata salah satu penjual busana muslim yang tidak mau disebutkan namanya. (Srealm Indonesia/Faisal Rahman)