FOTO

Miris, Pabrik Semen RI Mati Bergelimpangan

Srealm Indonesia/Tri Susilo, Srealm Indonesia
Sabtu, 04/09/2021 15:40 WIB

Industri semen di Indonesia saat ini masih mengalami kondisi kelebihan pasokan atau over supply

1/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Pekerja menyelesaikan pengepakan semen di pabrik Terminal Tanjung Priok, Jakarta. Industri semen di Indonesia saat ini masih mengalami kondisi kelebihan pasokan atau over supply, kondisi ini sudah dirasakan sejak lama, tepatnya pada 2016 lalu. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

2/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Dari data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) total kapasitas terpasang industri semen di 2021 mencapai 116 juta ton. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

3/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Pada 2020 lalu penjualan semen dalam negeri dan ekspor hanya 71,78 juta ton, dengan tingkat utilisasi atau pemanfaatan dari kapasitas produksi hanya mencapai 61,7%. Artinya, masih ada sisa kapasitas produksi lagi mencapai 45 juta ton. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

4/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan, proyeksi pertumbuhan industri semen per tahun hanya 4%, sehingga pada 2025 mendatang diperkirakan penjualan semen domestik dan ekspor dari Indonesia hanya 88,74 juta ton, dengan tingkat utilisasi pabrik yang mencapai 76,3%. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

5/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Dari total kapasitas produksi yang mencapai 116,3 juta ton saat ini, maka dengan utilisasi 76,3% pada 2025, produksi yang tersisa masih ada sekitar 27,3 juta ton. Kapasitas sisa ini sudah setara dengan 10 pabrik baru. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

6/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

"Sehingga tidak lagi dibutuhkan penambahan pabrik baru," menurutnya kepada Srealm Indonesia TV, Jumat (3/9/2021). Menurut dari beberapa keterangan, pemerintah mengeluarkan izin pembangunan pabrik semen baru yang diklaim berorientasi ekspor dengan kapasitas produksi 12 juta ton di Kalimantan Timur. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

7/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Dengan penambahan pabrik ini total kapasitas pabrik semen di Indonesia menjadi 128 juta ton. Artinya tingkat rata-rata utilisasi pabrik semen akan semakin menurun, dengan kondisi pasokan yang berlebih. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

8/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Pembangunan pabrik semen ini di ditentang baik dari Anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade dan pelaku industri semen yang tergabung dalam Asosiasi Semen Indonesia. karena dianggap akan merusak industri semen Indonesia. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

9/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Data ASI juga menunjukkan kapasitas produksi semen di Kalimantan juga sudah sangat kelebihan pasokan, dengan total 10,3 juta ton. Sementara proyeksi konsumsi mencapai 3,9 juta ton per tahun. Sehingga masih ada kelebihan mencapai 6,4 juta ton. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

10/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Selain itu, bicara pangsa pasar dalam negeri, saat ini diperebutkan oleh 13 perusahaan semen. Mulai dari Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Solusi Bangun Indonesia, Indocement Tunggal Prakarsa, Semen Baturaja, Semen Kupang, Semen Bosowa Maros, Cemindo Gemilang, Jui Shin Indonesia, Sinar Tambang Arthalestari, Semen Jawa, dan Conch Cement Indonesia. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)

11/11 Produksi Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Tiga perusahaan yang menguasai pasar adalah Indocement mencapai 25,6%, Semen Gresik 18%, dan Solusi Bangun Indonesia dengan 13,7%. Sementara Semen padang dan Semen Tonasa menempati posisi 4 dan 5 dengan peresentase kue pasar masing-masing 10% dan 7,6%. (Srealm Indonesia/Tri Susilo/File Photo)