Gawat! Pengusaha Ingatkan Ekonomi RI Bisa Lumpuh Permanen

Ferry Sandi, Srealm Indonesia
03 July 2020 19:25
Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI  menggelar acara Business Gathering bertema "Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020". (Srealm Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI menggelar acara Business Gathering bertema "Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020". (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, Srealm Indonesia - Pengusaha di bawah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi antara -4% sampai -6% di kuartal II 2020. Hal ini dikarenakan proses stimulasi penanganan Covid-19 masih sangat lambat.

"Penyerapan diberbagai bidang, seperti kesehatan baru 1,54%, perlindungan sosial di 28,63%, insentif usaha 6,8%, UMKM 0,06%, korporasi 0% dan sektoral pada 3,65%, ini akan membuat tekanan terhadap pemulihan kesehatan, jejaring pengamanan sosial dan perekonomian menjadi lebih berat," Kata Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani dalam keterangan resmi dikutip Srealm Indonesia, Jumat (3/7).

Jika kondisi itu tidak juga bisa dipenuhi oleh kalangan birokrat, maka dunia usaha akan semakin terjepit. Lebih ekstrim, Rosan menilai di kuartal III 2020 akan terjadi kontraksi ekonomi, bahkan terjadinya resesi apabila tidak terjadi peningkatan ketepatan, kecepatan, dan keterpaduan dalam kebijakan pemulihan ekonomi. Hal ini juga sudah diwanti-wanti oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Risiko terjadinya kelumpuhan permanen di beberapa unsur dalam dunia usaha cukup tidak bisa diremehkan apabila pemulihan daya beli dan daya produksi tidak dilakukan secara inklusif, cepat, dan masif," tandasnya.

Sejumlah sektor yang dikhawatirkan tumbang justru yang memberikan devisa besar pada kondisi normal. Di antaranya pariwisata yang tahun 2019 lalu memberikan realisasi devisa sebesar Rp 280 triliun. Saat ini justru sebaliknya, dunia usaha justru terjepit, termasuk banyak pegawai yang harus menganggur.

"Kadin Indonesia telah memberikan pandangan sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi (2,96%) di kuartal I tidak akan setinggi prakira sebelumnya dan bahkan beberapa faktor yang memperlambat pertumbuhan di kuartal I semakin nyata dialami dunia usaha ataupun sektor riil di kuartal II 2020," sebut Rosan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Puji Jokowi Saat Meresmikan Puluhan Proyek Listrik di Sumedang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular