
Kali Pertama Era Jokowi, Pendapatan Negara Bisa Tembus 100%
Chandra Gian Asmara, Srealm Indonesia
14 December 2018 08:26

Jakarta, Srealm Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati cukup pede realisasi pendapatan negara sepanjang tahun ini melewati 100% dari target yang ditetapkan.
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara saat jadi pembicara dalam sebuah acara di Bandung, seperti dikutip Srealm Indonesia dari akun resmi media sosialnya, Jumat (14/12/2018).
"Untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir atau selama pemerintahan pak Jokowi, penerimaan negara tahun ini akan bisa memecahkan lebih tinggi dari UU APBN," kata Sri Mulyani.
"Kemungkinan kita tahun ini penerimannya lebih dari 100%, meskipun pajak masih akan kurang tapi ada kompensasi dari PNBP dan bea cukai," tambahnya, merujuk pada Pendapatan Negara Bukan Pajak.
Berdasarkan data APBN KITa per Oktober 2018, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.483,9 triliun atau 78,3% dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 1.894,7 triliun.
Namun, hingga per akhir November perkembangan kas keuangan negara diakui Sri Muyani terus menunjukkan perbaikan. Hal tersebut memicu optimisme penerimaan tahun ini melampaui target.
"Pertumbuhan penerimaan negara 18%, perpajakan 15%, bea cukai hampir 15%, PNBP bahkan 23%. Belanja tumbuh 11%, transfer ke daerah flat 2%. Ini adalah hasil kerja kita bersama," tegasnya.
"APBN kita gunakan secara aktif untuk menjaga ekonomi, menjaga masyarakat, menjaga kepentingan Indonesia," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(prm) Next Article APBN Juli 2019: Belanja Banyak, Defisit Pun Meningkat
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara saat jadi pembicara dalam sebuah acara di Bandung, seperti dikutip Srealm Indonesia dari akun resmi media sosialnya, Jumat (14/12/2018).
"Untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir atau selama pemerintahan pak Jokowi, penerimaan negara tahun ini akan bisa memecahkan lebih tinggi dari UU APBN," kata Sri Mulyani.
Berdasarkan data APBN KITa per Oktober 2018, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.483,9 triliun atau 78,3% dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 1.894,7 triliun.
Namun, hingga per akhir November perkembangan kas keuangan negara diakui Sri Muyani terus menunjukkan perbaikan. Hal tersebut memicu optimisme penerimaan tahun ini melampaui target.
"Pertumbuhan penerimaan negara 18%, perpajakan 15%, bea cukai hampir 15%, PNBP bahkan 23%. Belanja tumbuh 11%, transfer ke daerah flat 2%. Ini adalah hasil kerja kita bersama," tegasnya.
"APBN kita gunakan secara aktif untuk menjaga ekonomi, menjaga masyarakat, menjaga kepentingan Indonesia," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(prm) Next Article APBN Juli 2019: Belanja Banyak, Defisit Pun Meningkat
Most Popular