Investor Abaikan Shutdown AS, Bursa Asia Dibuka Menguat

Mentari Puspadini, Srealm Indonesia
03 October 2025 08:44
Gedung Capitol AS, beberapa jam sebelum penutupan sebagian pemerintah mulai berlaku, di Washington, D.C., AS, 30 September 2025. (REUTERS/Elizabeth Frantz)
Foto: Gedung Capitol AS, beberapa jam sebelum penutupan sebagian pemerintah mulai berlaku, di Washington, D.C., AS, 30 September 2025. (REUTERS/Elizabeth Frantz)

Jakarta, Srealm Indonesia - Pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (2/10/2025). Hal ini mengikuti tren positif dari Wall Street.

Investor cenderung mengabaikan penutupan sementara (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat, meski masih menunggu berapa lama kondisi itu akan berlangsung untuk menilai dampak ekonominya.

Secara historis, penutupan pemerintahan AS tidak berdampak signifikan terhadap pasar keuangan global. Namun, ketidakpastian durasi shutdown tetap menjadi perhatian pelaku pasar.

Dari Jepang, tingkat pengangguran September tercatat naik menjadi 2,6% dibandingkan ekspektasi 2,4% dan realisasi Agustus sebesar 2,3%. Data PMI manufaktur September negara tersebut juga dijadwalkan rilis pada hari ini.

Indeks Nikkei 225 dibuka menguat 0,42%, sedangkan Topix naik 0,35%. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,15% pada awal perdagangan. Lalu indeks saham Selandia Baru dan Taiwan juga dibuka menguat.

Di Hong Kong, Hang Seng Index diproyeksikan dibuka melemah tipis setelah kontrak berjangkanya diperdagangkan di 27.273, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya 27.287,12. Sementara itu, pasar saham China dan Korea Selatan libur karena hari raya.

Dari Amerika Serikat, indeks berjangka bergerak datar pada jam perdagangan Asia setelah tiga indeks utama ditutup di rekor tertinggi tadi malam. S&P 500 naik tipis 0,06%, Dow Jones menambahkan lebih dari 78 poin atau 0,2%, dan Nasdaq menguat 0,4% berkat lonjakan saham Nvidia sebesar 0,9%.

Kenaikan Nvidia membawa saham tersebut ke level tertinggi sepanjang masa, diikuti penguatan saham chipmaker lain seperti Intel dan AMD yang masing-masing naik lebih dari 3%. Sentimen positif ini mendukung reli sektor teknologi di Wall Street.

Penutupan pemerintahan AS juga membuat Departemen Tenaga Kerja menunda semua aktivitas, termasuk rilis data tenaga kerja non-pertanian September yang dijadwalkan Jumat ini. Kondisi tersebut mengurangi jumlah data ekonomi yang bisa dijadikan acuan oleh Federal Reserve pada pertemuan suku bunga Oktober, sekaligus mengurangi tekanan terhadap pasar saham.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Respons Positif Negosiasi AS-China, Bursa Asia Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular