FOTO

IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi

Srealm Indonesia/Tri Susilo, Srealm Indonesia
Senin, 02/06/2025 12:57 WIB

IHSG berada di zona merah hingga akhir sesi I hari ini, Senin (2/6/2025).

1/5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

IHSG dibuka melemah signifikan pada perdagangan Senin (2/6/2025), turun 0,58% di awal sesi ke level 7.134,49. Pelemahan terus berlanjut hingga menyentuh penurunan 1,40% pada pukul 09.38 WIB ke posisi 7.075. Nilai transaksi mencapai Rp 5,25 triliun dengan kapitalisasi pasar turun ke Rp 12.306 triliun. (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

2/5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Akhirnya IHSG ditutup turun 1,7% ke level 7.054,18 pada akhir sesi I hari ini. Mayoritas emiten atau 450 saham beradai di zona merah. (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

3/5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Pelemahan IHSG seiring dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan deflasi 0,37% pada Mei 2025. Secara tahunan artinya inflasi sebesar 1,60% year on year (yoy). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

4/5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Selain itu, data aktivitas manufaktur Indonesia juga turut menekan pasar. PMI manufaktur Mei 2025 tercatat 47,4, masih berada di zona kontraksi selama dua bulan berturut-turut. Penurunan pesanan baru menjadi yang terdalam sejak Agustus 2021, mencerminkan lesunya permintaan domestik. (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

5/5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (Srealm Indonesia/Tri Susilo)

Namun, ada sedikit sentimen positif dari investor asing, yang tercatat melakukan pembelian neto Rp 1,5 triliun pada akhir Mei, terutama di pasar SBN. Meski begitu, pelemahan rupiah dan ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump tetap membayangi pasar. (Srealm Indonesia/Tri Susilo)