Rahasia di Balik Sensasi Aneh Saat Pesawat Lepas Landas

Fergi Nadira, Srealm Indonesia
05 October 2025 07:15
An Airbus Beluga XL transport plane prepares to take off during its first flight event in Colomiers near Toulouse, France, July 19, 2018. REUTERS/Regis Duvignau
Foto: REUTERS/Regis Duvignau

Jakarta, Srealm Indonesia — Banyak penumpang pesawat pernah merasakan sensasi perut melayang atau seperti ingin jatuh beberapa detik setelah pesawat tinggal landas. Meski kerap memicu rasa panik, fenomena ini ternyata sepenuhnya normal dan justru menjadi bagian dari prosedur penerbangan yang aman.

Ketika pesawat mulai lepas landas, mesin bekerja dengan tenaga maksimal. Flap dan slat sayap dibuka untuk menghasilkan daya angkat pada kecepatan rendah. Posisi hidung pesawat menanjak antara 10 hingga 20 derajat, sehingga penumpang merasakan dorongan kuat ke belakang.

Namun, sekitar 1.000 kaki di atas permukaan tanah, pilot akan menurunkan tenaga mesin dari takeoff power ke climb power. Tujuannya menjaga umur mesin, menghemat bahan bakar, sekaligus mengurangi kebisingan di area sekitar bandara.

Pada tahap inilah hidung pesawat sedikit diturunkan untuk menambah kecepatan menuju fase jelajah. Transisi ini membuat sudut tanjak berkurang, suara mesin terdengar lebih pelan, dan tubuh penumpang mengalami perubahan gaya gravitasi yang menimbulkan sensasi seperti "jatuh".

"Padahal, pesawat tetap menanjak. Hanya saja sudutnya lebih landai dengan suara mesin yang berkurang," jelas Corry Lane, kapten sekaligus direktur keselamatan di Cirrus Aviation, dikutip dari Reader's Digest.

Menurut Lane, sensasi ini bisa terasa lebih kuat di bandara dengan aturan khusus pengurangan kebisingan, seperti John Wayne Airport di California, di mana pilot harus segera menurunkan tenaga mesin setelah takeoff. Kondisi geografis seperti bandara di pegunungan atau dekat laut juga bisa memperkuat efek tersebut.

Meski terasa tidak nyaman, fenomena ini sama sekali tidak berbahaya. Justru sebaliknya, ini menunjukkan pilot sedang menjalankan prosedur efisiensi dan keselamatan yang standar. "Pilot berlatih secara rutin di simulator untuk memastikan kemampuan mengelola kecepatan dan konfigurasi pesawat di fase kritis ini," kata Lane.

Bagi penumpang yang sensitif terhadap perubahan gerakan, duduk di dekat sayap bisa membantu karena gerakannya lebih stabil. Sebaliknya, posisi di bagian belakang pesawat membuat sensasi "jatuh" terasa lebih kuat.

Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan mengalihkan perhatian melalui film, musik, atau latihan pernapasan. "Yang terpenting, jangan panik. Sensasi itu hanya berlangsung sekitar 20 detik dan menjadi tanda bahwa pesawat sedang bertransisi menuju fase terbang stabil," ujar Lane.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Tips Pilih Kursi Pesawat agar Perjalanan Lebih Nyaman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular